KEHEBATAN HEMISTER KANAN (OTAK KANAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia
diciptakan dengan memiliki otak (cerebrum) yang sangat canggih
sistemnya, komputer tercanggih saat ini pun tidak bisa mengalahkan kerja otak
manusia. Otak (cerebrum) manusia terbagi menjadi dua bagian, belahan kanan
(hemister kanan) dan belahan kiri (hemister kiri). Setiap bagian
tentunya mempunyai fungsi masing-masing, yang mana sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Otak kanan
berhubungan dengan EQ (Emotional Quatient), seperti sosialisasi,
komunikasi, pengendalian emosi, intuitif, ekspresi tubuh dan kreatifitas.
Sedangkan otak kiri erat kaitannya dengan IQ (Intelligence Quatient),
seperti kemampuan membaca, menulis, menghafal, menghitung, logika dan rasio.
Jika kedua bagian otak ini digunakan dengan seimbang maka manusia tersebut
akan cerdas dan pandai bergaul.
DePorter (2004)
mengungkapkan bahwa proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial,
linear, dan rasional. Otak kiri berdasarkan realitas mampu melakukan penafsiran
abstrak dan simbolis. Cara berpikir sesuai untuk tugas-tugas teratur, ekspresi
verbal, menulis, membaca, asosiasi audiotorial, menempatkan detail dan fakta,
fonetik, serta simbolisme. Untuk belahan otak kanan cara berpikirnya bersifat
acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan
cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi,
kesadaran yang berkenaan dengan perasaaan (merasakan kehadiran suatu benda atau
orang, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan
warna, kreativitas dan visualisasi.
Pentingnya
keseimbangan dari kedua fungsi otak ini, tidak begitu diperhatikan pada masa
sekarang. Acapkali pendidikan formal di Indonesia melupakan otak kanan dan terlalu
banyak mencerdaskan otak kiri. Mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi, selalu mengedepankan kerja otak kiri, hanya pendidikan playgroup dan TK
yang menggunakan proses pembelajaran dengan otak kanan. Hal tersebut
menimbulkan mayoritas manusia menjadi kuat otak kirinya, dan hanya segelintir
manusia yang kuat otak kanannya. Di zaman yang penuh persaingan seperti
sekarang ini, membutuhkan peran dari otak kanan. Hampir semua bidang pekerjaan
membutuhkan manusia yang kreatif, intuitif dan ekstensif (meluas), yang semua
karakter tersebut dimiliki oleh otak kanan (Santosa1, 2012).
Berdasarkan hal tersebut, maka untuk selanjutnya akan dijelaskan tentang otak (cerebrum),
perbandingan fungsi otak kanan dan otak kiri, kelebihan dari otak kanan serta
tips agar otak kanan dapat bekerja secara optimal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Menjelaskan fungsi dari otak kanan dan otak kiri.
1.2.2 Menjelaskan kelebihan dari otak kanan.
1.2.3 Menjelaskan cara untuk mengoptimalkan fungsi kerja otak
kanan.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apa fungsi dari otak kanan dan otak kiri?
1.3.2 Apa saja kelebihan dari otak kanan?
1.3.3 Bagaimana cara untuk mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi dan Fungsi Otak
Otak mengendalikan semua fungsi tubuh dan sebagai pusat
dari keseluruhan aktifitas tubuh. Otak merupakan jaringan yang paling banyak
memakai energi dalam
seluruh tubuh manusia,
terutama berasal dari
proses metabolisme oksidasi glukosa (Price dan Wilson, 2006). Otak manusia, adalah
organ yang unik
dan dasyat, tempat
diaturnya proses berfikir, berbahasa,
kesadaran, emosi dan kepribadian. Secara garis besar, otak terbagi dalam
3 bagian besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system limbik dan batang
otak, yang berkerja secara simbiosis (Liza, T.T.).
Kortex serebri atau otak besar (cerebrum) sendiri
terbagi menjadi dua bagian, belahan otak kanan (hemister kanan) dan
belahan otak kiri (hemister kiri). Kedua bagian otak tersebut terhubung
oleh kabel-kabel saraf dibagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh,
dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan
kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri
untuk logika dan berpikir rasional (Eden, 2004).
Otak kanan berhubungan dengan EQ (Emotional Quatient),
seperti sosialisasi, komunikasi, pengendalian emosi, intuitif, ekspresi tubuh
dan kreatifitas. Sedangkan otak kiri erat kaitannya dengan IQ (Intelligence
Quatient), seperti kemampuan membaca, menulis, menghafal, menghitung,
logika dan rasio. Jika kedua bagian otak ini digunakan dengan seimbang
maka manusia tersebut akan cerdas dan pandai bergaul.
Kecerdasan intelektual (IQ) diyakini menjadi sebuah
ukuran standar kecerdasan selama bertahun-tahun. Bahkan hingga hari
ini pun masih banyak
orangtua yang mengharapkan anak-anaknya pintar,
terlahir dengan IQ
(Intelligence Quotient) di atas level normal
(lebih dari 100). Syukur-syukur
kalau bisa jadi anak superior dengan IQ di atas 130.
Harapan ini tentu sah saja.
Dalam paradigma IQ dikenal kategori hampir atau genius
kalau seseorang punya
IQ di atas 140. Albert Einstein adalah ilmuwan yang
IQ-nya disebut-sebut lebih
dari 160 (Misbach, 2008).
Namun, dalam perjalanan berikutnya orang mengamati, dan
pengalaman memperlihatkan, tidak sedikit orang dengan IQ tinggi,
yang sukses dalam studi,
tetapi kurang berhasil dalam karier dan pekerjaan. Dari
realitas itu, lalu ada
yang menyimpulkan, IQ penting untuk mendapatkan
pekerjaan, tetapi
kemudian jadi kurang penting untuk menapak tangga
karier. Untuk menapak
tangga karier, ada sejumlah unsur lain yang lebih
berperan. Misalnya saja yang
mewujud dalam seberapa jauh seseorang bisa bekerja
dalam tim, seberapa bisa ia menenggang perbedaan, dan seberapa luwes ia
berkomunikasi dan
menangkap bahasa tubuh orang lain. Unsur tersebut
memang tidak termasuk
dalam tes kemampuan (aptitude test) yang ia
peroleh saat mencari pekerjaan (Misbach, 2008).
Berbagai hasil penelitian, telah banyak terbukti bahwa kecerdasan emosi memiliki peran yang
jauh lebih significant dibanding kecerdasan intelektual (IQ). Kecerdasan otak
(IQ) barulah sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun kecerdasan
emosilah yang sesungguhnya (hampir seluruhnya terbukti) mengantarkan seseorang
menuju puncak prestasi. Terbukti banyak orang-orang yang memiliki kecerdasan
intelektual tinggi, terpuruk di tengah persaingan. Sebaliknya banyak orang yang
kecerdasan intelektualnya biasa-biasa saja, justru sukses menjadi
bintang-bintang kinerja, pegusaha-pengusaha sukses, dan pemimpin-pemimpin di
berbagai kelompok. Disinilah kecerdasan emosi atau emotional quotient (EQ)
membuktikan eksistensinya (Misbach, 2008).
2.2 Perbandingan Sifat-Sifat Dominan dari Otak Kanan dan Otak Kiri
Berikut ini perbedaan orang dengan sifat-sifat yang dominan otak
kirinya atau otak kanannya menurut Juli (2009):
Domina
Otak Kiri
|
Dominan
Otak Kanan
|
Menggunakan
logika
|
Menggunakan
perasaan
|
Berorientasi
detail
|
Berorientasi
secara keseluruhan
|
Melihat
fakta
|
Melihat
imajinasi
|
Kata-kata
dan bahasa
|
Simbol
dan gambar
|
Hari
ini dan masa lalu
|
Hari
ini dan masa depan
|
Matematika
dan ilmu pengetahuan
|
Filosofi
dan religi
|
Mengetahui
|
Memahami
|
Mengetahui
|
Mempercayai
|
Mengakui
|
Mengapresiasi
|
Mempersepsi
urutan atau pola
|
Mempersepsi
secara ruang atau spasial
|
Mengetahui
nama objek
|
Mengetahui
kegunaan objek
|
Berdasar
pada realita
|
Berdasar
pada fantasi
|
Menyusun
strategi
|
Berdasar
pada apa yang terjadi
|
Praktis
|
Terburu-buru
atau tidak sabar
|
Bermain
aman
|
Mengambil
resiko
|
2.3
Ciri-Ciri Umum Orang yang Dominan Otak Kanan
Menurut Johny (2012), orang yang cenderung dominan otak kanannya,
secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Terlambat bicara dibandingkan anak seusianya (pada anak-anak)
- Sulit Membaca
terutama membaca bersuara
- Lebih suka ujian
Lisan dari pada ujian tertulis
- Tidak bisa diberi
tugas yang dibatasi oleh waktu (cepat panik dan tidak selesai).
- Kurang suka
mengerjakan tugas-tugas yang diperintah melainkan memilih sendiri apa yang
ingin dikerjakannya.
- Sulit mengeja suku
kata
- Sulit mengerjakan
soal-soal matematika logika/rumus-rumus terkadang lebih mudah soal cerita
atau perlu dengan asosiasi atau contoh-contoh nyata.
- Sering memandang
ke atas dan terlihat seperti melamun (Terbengong/day dreaming).
- Pada saat berpikir
bola matanya bergerak-gerak
- Kurang suka
mencatat (karena proses mencatat menghambat proses visualisasi)
- Sering membaca
terbalik-balik
- Sulit membedakan
huruf d dan b.
- Cenderung lebih
suka membuat gambar-gambar.
- Sering membaca
melompat dan beberapa kata tertinggal atau terlompati.
- Bisa membaca dari
belakang atau dengan urutan terbalik
- Jika berbicara
tidak runtut dan sistematis.
- Sulit
mengungkapkan keinginannya dalam bentuk kata/kalimat.
- Cenderung sensitif
dan sangat emosional.
- Sering bicara
tidak nyambung dengan pertanyaan.
- Cepat hafal
tempat/lokasi dan rute perjalanan.
- Kadang suka
berkhayal dan menceritakan fantasinya
- Konsentrasi rendah
pada pekerjaan yang kurang disukainya.
- Konsentrasi tinggi
dan lama pada hal-hal yang menarik minatnya.
- Lebih suka
benda/buku yang berwarna-warni
2.4 Cara Kerja Otak Kanan
Johny (2012) menjelaskan bagaimana cara kerja dari otak
kanan berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya, yaitu sebagai berikut:
- Kreatif - Ingin mengetahui hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru
yang tidak konvensional, melihat alternatif solusi dari berbagai
permasalahan.
- Spasial Tiga Dimensi, mampu melihat dan membayangkan sesuatu secara
tiga dimensi - Bisa melihat dari kanan ke kiri, atas ke bawah dan
sebaliknya. serta membolak balik huruf, angka dan gambar.
- Memori Fotografi - mampu merekam informasi dalam bentuk gambar-gambar
baik dalam bentuk diam atau seperti film yang bergerak. Memiliki papan
layar di otaknya.
- Art - melihat sebuah pekerjaan sebagai proses seni yang mengandalkan
rasa dan estetika yang sering kali tidak bisa dibatasi oleh waktu dan
bekerja berdasarkan inspirasi dan mood.
- Deduktif - terlebih dahulu harus melihat gambaran besarnya atau hasil
akhirnya baru bergerak menyusun langkah demi langkah dan tahapan
prosesnya.
- Random - Menyusun dan mengolah informasi secara acak, sehingga
penyampaian informasinyapun cenderung tidak sistematis.
- Visual - Bekerja dalam bentuk gambar; sering kali sulit menuangkan ide
gambarnya tersebut kedalam kalimat atau kata-kata yang dipahami.
- Global - Lebih menyukai gambaran umum dan kurang menyukai hal-hal
detail.
- Mind Mapping - Lebih suka dan gampang menulis dalam bentuk pola gambar
seperti peta.
- Model Estetika - Menilai sesuatu berdasarkan cita rasa dan estetik
seni bukan fungsi dan kegunaan.
- Moody - Kemampuan berpikir dan bekerja yang sangat dipengaruhi oleh
Emosional dan perasaan.
- Spontan - Melakukan hal atau sesuatu secara spontan berdasarkan
dorongan emosional sesaat. Sering melakukan tindakan dan mengambil
keputusan diluar rencana
- Picky Job - Hanya mau mengerjakan hal-hal yang menarik perhatiannya.
Tidak mudah di suruh/diperintah.
- Un limited time - Jika sudah asyik terhadap satu bidang lupa waktu.
- Konklusif - Menarik kesimpulan umum dari kepingan-kepingan informasi.
- Eksekusi 2 langkah - Merekam informasi baru memaknainya.
- Inspirational - bekerja berdasarkan datangnya inspirasi bersifat
dadakan dan tidak terencana.
2.5 Perbedaan
Kombinasi Kontinum Otak dan Indera dominan
Kombinasi
kontinum antara otak kanan dan otak kiri dengan indera yang dominan akan
berbeda-beda. Johny (2012) membagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan bagian
otak dan indera yang dominan digunakan, yaitu sebagai berikut:
- Otak Kiri dengan sensori Visual - Cenderung diam, tegas, berpikir
runtut dan logika bagus.
- Otak Kiri Auditori - Cenderung bicara, suka berdebat, logika bagus,
cepat menghafal.
- Otak Kiri Kinestetik - Cenderung diam, lincah bergerak, berpikir
runtut, logika bagus.
- Otak Kanan Visual - Suka menghayal, kuat mengingat, cenderung diam,
sulit mengeja, suka menggambar, kurang suka mencatat.
- Otak Kanan Auditori - Suka bicara, bicara acak, bicara khayalan, suka
berhandai-handai, sulit mengeja tapi suka bicara.
- Otak Kanan Kinestetik - Cenderung diam, terus bergerak, bergerak tak
beraturan, sering melakukan hal-hal yang penuh resiko, pandai membuat
sesuatu karya tangannya.
2.6 Tips Mengoptimalkan
Kerja Otak Kanan
Ada beberapa cara untuk mengoptimalkan kerja otak kanan dengan melakukan
latihan-latihan ringan yang berkaitan dengan otak kanan, agar dapat
menyeimbangkan kerja kedua belah otak. Terdapat dua macam tips, yaitu tips umum
dan tips khusus.
2.6.1 Tips Umum
Mengoptimalkan Kerja Otak Kanan
Di bawah ini, terdapat beberapa tips umum yang dapat dilakukan setiap hari untuk
mengoptimalkan kerja otak kanan menurut Santosa2 (2008).
ü Jangan serius terus-menerus, cobalah untuk bergurau, bermain dan bercerita
sebentar.
ü Jangan bekerja terus-menerus, cobalah sesekali menikmati puisi.
ü Jangan menulis terus-menerus, cobalah menggambar sesekali.
ü Jangan berbusana dengan kombinasi warna itu-itu saja, cobalah berbusana
dengan kombinasi warna lain.
ü Janganlah membeiarkan interior-interior rumah begitu-begitu saja, cobalah
untul menata ulang interior rumah.
ü Janganlah menempuh jalan yang sama seriap hari, cobalah menempuh jalan yang
berbeda.
ü Janganlah mencoba memecahkan masalah lama, cobalah mencari tantangan baru.
ü Janganlah duduk terus di belakang meja, cobalah keluar ruangan sebentar
ü Janganlah bekerja terus sepanjang hari, cobalah melamun sebentar.
ü Janganlah bekerja terus sepanjang hari, cobalah sisihkan waktu untuk
belajar.
ü Janganlah bekerja terus selama seinggu, cobalah sisihkan waktu untuk
berolahraga.
ü Janganlah bekerja terus sepanjang tahun, cobalah sisihkan waktu untuk
berlibur.
ü Janganlah beraktifitas begitu saja, cobalah beraktifitas sambil
mendengarkan lagu.
ü Janganlah memutuskan berdasarkan logika semata, cobalah pertimbangkan
intuisi.
ü Janganlah memutuskan berdasarkan prinsip semata, cobalah pertimbangkan
sikon.
ü Jangan terpaku menuntaskan tugas satu peratu, cobalah sesekali menuntaskan
tugas sekaligus.
ü Jangan berpikir sepotong-potong, cobalah berpikir secara keseluruhan.
ü Janganlah hanya memperhatikan alur cerita sinetron, cobalah memperhatikan
pesan tersiratnya.
ü Janganlah terus-terusan mngoleksi buku baru, cobalah mencari teman baru.
ü Janganlah hanya memupuk keuntungan, cobalah memupuk hubungan.
2.6.2 Tips Khusus
Mengoptimalkan Kerja Otak Kanan
Di bawah ini, terdapat beberapa tips khusus yang dapat dilakukan setiap
hari untuk mengoptimalkan kerja otak kanan menurut Santosa2 (2008).
ü Eight Game. Pura-puralah menulis
angaka delapan tidur di udara dengan tangan kiri dan tangan kanan secara
bersamaan. Permainan sederhana ini untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan
syaraf motorik kanan. Cobalah dan teruskanlah permainan ini setelah sarapan,
selama dua menit setiap hari.
ü Thumb game. Acungkanlah jempol
tanagn kiri dan kelingking tangan kanan, sambil mendorong kedua belah kanan ke
arah kanan. Sebaliknya, acungkanlah jempol tangan kanan dan kelingking tangan
kiri, sambil mendorong kedua belah tangan ke arah kiri. Permainan kecil ini bertujuan
menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan. Cobalah dan
teruskanlah permainan ini bersama teman-teman setelah makan siang, selama dua
menit setiap hari.
ü Pattern Game. Gambarlah pola-pola
tertentu di atas kertas kosong, dengan
tangan kiri dan tangan kanan secara bersama-sama, ke arah dalam, luar, atas dan
bawah. Selain bertujuan menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik
kanan, permainan unik ini juga dapat menggali potensi visual. Cobalah permainan
ini selama dua menit setiap hari, minimal 14 hari berturut-turut.
ü Specifik – Crawl. Gerakan tangan kanan
serentak dengan kaki kiri. Kemudian balaslah, gerakan tangan kiri serentak
dengan kaki kanan. Idealnya, siku tangan menyentuh lutut. Selain bertujuan
menyeimbangkan syaraf otak kiri dan syaraf otak kanan, gerakan ini juga membuat
pikiran terbuka terhadap hal-hal yang baru. Cobalah gerakan ini selama 10 menit
setiap hari, minimal 14 hari berturut-turut.
ü Specifik – Relaxing. Tip ini khusus untuk anak-anak. Pertahankan posisi relaksasi setengah
tengkurap. Biasakan pula posisi ini ketika anak tidur. Semakin dini, semakin
baik. Biasakan juga posisi ini, ketika anak sakit, sambil dipeluk orang tua.
Dengan demikian, otak anak berada dalam frekuensi alpha dan anak akan merasa
damai karenanya.
ü Rotate – Reading. Baliklah sebuah tulisan
(atas ke bawah), lalu bacalah tulisan tersebut dari kanan ke kiri. Cobalah dan
teruskanlah kebiasaan baru ini
ü Left–Handed Writing. Tulislah nama
penggilan anda dengan tangan kiri di atas kertas kosong. Cobalah kebiasaan baru
ini minimal 10 kali sehari, minimal 14 hari berturut-turut. Niscaya anda akan
menemukan keajaiban, dimana pada hari ke-tiga anda dapat menulisnya dengan
sangat mudah.
ü Left-Handede Signing. Buatlah tanda tangan
dengan tangan kiri di atas kertas kosong. Cobalah kebiasaan baru ini minimal 10
kali sehari, minimal selama 14 hari berturut-turut. Niscaya anda akan menemukan
keajaiban, dimana 2 dari 10 tanda tangan tersebut menyerupai bentuk aslinya.