Kamis, 16 Agustus 2012

Khasiat Kembang Sepatu


KHASIAT DI BALIK KEMBANGSEPATU YANG CANTIK DAN MENAWAN


Kembang sepatu...

Siapa sih yang nggak kenal bunga yang satu ini? Orang Jawa biasa menyebutnya Wora-wari atau orang sains menyebutnya Hibiscus rosa-sinensis. Bunga yang biasanya sering dijumpai di pekarangan rumah sebagai hiasan karena memiliki banyak warna, ternyata selain cantik dan menawan tumbuhan ini mempunyai kasiat lain bagi kesehatan.


Masak iya sih??? Yup,,,,bener kok. Kembang sepatu ini mempunya khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dengan kandungan kimia dan efek farmakologisnya, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian dari tumbuhan ini yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah daun dan bunganya yang masih segar maupun yang sudah kering.

Pernah nyoba makan bunga kembang sepatu nggak??? Ternyata bunga kembang sepatu ini mempunyai rasa yang manis dan bersifat netral, nggak asam apalagi basa (boleh dicoba tuh... ). Dalam daunnya sendiri mengandung berbagai zat kimia, yaitu taraxeryl acetat. Selain itu, bunga kembang sepetu mengandung cyanidin diglucosid, hibisetin, zat pahit, dan lendir.

Efek farmakologis dari kembang sepatu diantaranya adalah sebagai antiviral, anti radang, antidiuretik, meluruhkan dahak dan buat para cewek nie kembang sepatu dapat menormalkan siklus haid juga lho...  Bunga dari kembang sepatu sendiri dapat digunakan untuk mengobati air kencing bernanah (Gonnorrhoea), batuk berdahak dan bernanah, batuk rejan (pertusis), bisul, borok (ulcustripicum), disentri, radang saluran napas (bronkitis), infeksi saluran kencing, keputihan (leucorrhoea) dan tuberculosis (TBC).

Selain bunganya, daun dari kembang sepatu juga mempunyai khasiat yang nggak kalah hebatnya dengan bunganya....Apa saja ya??? Emmm....ternyata daun dari kembang sepatu bisa digunakan untuk mengobati bisul, demam karena malaria, gondongan (parotitis), mimisan (epistaxis), radang kulit (dermatitis), radang selaput lendir hidung, radang selaput mata (conjuctivitis), dan radang usus (enteritis). Banyak sekali ternyata manfaatnya.

Lalu bagaimana sih cara buat obatnya? Tenang saja ya.... berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah membuat obat tradisional dari tumbuhan kembang sepatu pada setiap penyakit menurut Drs. H. Arief Hariana yang mudah untuk dipraktekkan.....

1.      Air kemih bernanah (gonnorrhoea)
Cuci bersih 6 kuntum bunga sepatu dan 15 g sambiloto (Androgaphis paniculata) lalu rebus dalam 600 ml air samapai tersisa 300 ml. Saring air rebusannya lalu tambahkan 1 sendok makan madu. Minum tiga kali sehari.

2.      Batuk lendir dan darah
Cuci bersih kuntum bunga kembang sepatu lalu diremas-remas. Seduh denga 400 ml air panas, lalu tutp dalam cawan selama semalam. Saring air esok harinya, tambahkan madu lalu minum pada pagi hari sebelum makan.

3.      Batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (bronkhitis)
Cuci bersih 2 kuntum bunga kembang sepatu, lalu giling sampai halus. Tambahkan 100 ml air matang hangat dan sedikit garam, lalu peras. Saring dan minum air perasan dua kali sehari dengan dosis yang sama.

4.      Demam karena malaria
Rebus 50 gr daun kembang sepatu, ½ lembar daun pepaya (Carica papaya), dan 10 gr garam inggris (Sulfas magnesicus) dengan ½ liter air sampai mendidih. Minum air rebusan saat masih hangat.

5.      Gondongan (parotitis)
Cuci bersih 30 gr daun atau bunga kembang sepatu, lalu rebus dengan 400 ml air sampai tersisa 200 ml. Saring air rebusan dan minum tiga kali sehari dengan dosis sama.

6.      Infeksi saluran kemih
Rebus 15 gr akar kembang sepatu, 25 gr meniran (Phyllanthus urinaria L.), dan 30 gr sambiloto (Androgaphis paniculata) dalam 600 ml air sampai tersisa 300 ml. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari.

7.      Keputihan
Rebus 15 gr bunga kembvang sepatu, 15 gr jengger ayam (Celosia cristata L.), dan 30 gr kulit delima segar atau 15 gr kulit delima kering (Punica granatum L.) dalam 500 ml air sampai tersisa 200 ml. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari.

8.      Melancarkan haid dan mengatasi haid tidak teratur
Cuci bersih 3 kuntum bunga kembang sepatu, lalu giling sampai halus. Tambahkan 150 ml air matang dan cuka beras putih secukupnya. Saring airnya, lalu minum dua sampai tiga kali sehari masing-masing 100 ml.

9.      Mimisan (epistaxis)
Rebus 30 kuntum bunga kembang sepatu kering dengan 500 ml air sampai tersisa 200 ml. Saring air rebusan dan minum dua kali sehari.

10.  Radang selaput ikat mata (conjunctivitas)
Rebus 30 gr akar kembang sepatu denga 400 ml air sampai tersisa 200 ml. Saring air rebusan lalu minum.
Cara lainnya, rebus 15 gr daun kembang sepatu dalam 400 ml air sampai tersisa 200 ml. Saring air rebusannya lalu minum saat masih hangat.

11.  Radang usus (entritis)
Rebus 25 gr bunga kembang sepatu dan 50 gr sambiloto (Androgaphis paniculata) dalam 600 ml air sampai tersisa 300 ml. Saring air rebusannya lalu minum dua kali sehari.

12.   Sariawan (aphthae)
Seduh 30 gr daun kembang sepatu dengan 100 ml air mendidih selama 15 menit. Setelah dingin saring air rebusannya, lalu minum tiga kali sehari dengan dosis yang sama.

13.  Tuberkulosis (TBC)
Cuci bersih 3 kuntum bunga kembang sepatu dan 30 gr krokot (Partulaca oleracea L.), lalu giling sampai halus dan tambahkan 100 ml air panas. Saring dan minum air seduhan tiga kali sehari bersama 1 sendok makan madu masing-masing dengan dosis yang sama.


NB:     Ø  Wanita hamil dilarang minum rebusan tumbuhan ini
Ø  Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat, tetap konsultasikan dengan dokter.
            
Oke! Itulah beberapa manfaat, bukan beberapa lagi ya..... 
Banyak manfaat dari si kembang yang cantik  nan menawan.
Selamat mencoba ya...
Semoga bermanfaat 

Referensi :
Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Penebar Swadaya. Jakarta.








Minggu, 01 Juli 2012

RENUNGAN HATIKU

AKHIRNYA KU TEMUKAN


Ku mulai menggoreskan tinta biru 
Pada kertas putih tanpa noda
Bercerita tentang sekelumit kisah ku
Yang mungkin  bisa menjadi pelajaran bagimu
Ya... sebuah pelajaran hidup
Kisah tentang pencarian jati diri
Yang tlah lama hilang
Atau mungkin belum ku temukan
Kosong...
Hati ku kosong...
Hari-hari ku tanpa tujuan, tanpa pegangan
Terombang ambing mengikuti arus kehidupan
Hingga akhirnya ku terjatuh
Pada lubang yang salah
Tak ku sangka mereka yang baik pada ku
Perhatian, tenang dan meyakinkan
Membuatku semakin tersesat di kehidupan ini
Dan buat ku hilang arah lagi dan lagi....
Semakin resah gundah
Diri ini semakin hilang arah
Ku kurung diri menyendiri
Berpikir sejenak tentang diri ini
Menyalahkan diri
Namun akhirnya ku tersadar
Ku harus berubah,
Berubah lebih  baik dari yang lalu
Yang suram berubah menjadi berbinar
Inilah jati diriku sekarang

PELAJARAN HIDUP


SECERCAH HARAPAN

Terik matahari kian menyengat
Membias di permukaan bumi ini
Tak membuat surut semangat
Para pencari nafkah
Persaingan hidup semakin kejam
Memaksa mereka bekerja keras
Decakan kagum pantas untuk mereka
Yang tetap bertahan hidup
Walau cacian dan hinaan slalu mereka terima
Mungkin ikhlas dan sabar mereka tak terhitung
Mereka selalu menerimanya....
Kemana hilangnya para pemimpin
Yang diharapkan selama ini
Hilang kah.....
Tak tahu kah dengan keadaan yang ada....
Atau mungkin pura-pura tak tahu.....
Entah lah....
Kehidupan ini sulit ditebak jalannya
Semakin tua bumi ini
Bukan membuat penghuninya sadar
Tapi semakin saja tak sadar
Para pemimpin hanya duduk mendengar keluh kesah
Tanpa ada tindakan
Tanpa ada kelanjutan....
Inikah balasannya....
Tak tahu kah mereka selama ini
Yang selalu dihormati diharapkan tindakannya
Yang selalu ditunggu janji janjinya
Hanya omong kosong
Kosong tanpa isi
Mungkin perlu ada perubahan
Semua orang berharap demikian
Berharap hidup mereka lebih baik
Lebih dihargai adanya

ILMU LINGKUNGAN


DAMPAK LINGKUNGAN DARI LIMBAH LOGAM BERAT DALAM SAMPAH


1. Latar Belakang
            Sejalan dengan meningkatnya laju pembangunan di semua sektor pada kondisi saat ini dan tahun - tahun yang akan datang di daerah perkotaan, telah memicu terjadinya peningkatan laju urbanisasi. Konsekuensi logis dari semua itu adalah meningkatnya aktivitas perkotaan di berbagai sektor, baik sektor perumahan, industri, perdagangan maupun sektor lainnya. Salah satu dampak dari aktivitas tersebut adalah limbah padat atau sampah. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik maupun anorganik dari sisa atau residu yang timbul akibat aktifitas manusia yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Secara umum kondisi sampah kota memperlihatkan karakteristik yang khas. Kondisi sampah kota memiliki komposisi terbesar sampah organik dengan nilai rata - rata 79,164%, sedangkan sampah anorganik hanya sebesar 20,836% dengan besaran simpangan baku sebesar 9,5%(SNI, 2001).
Sejumlah 384 kota yang menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sebesar 4,2%, yang dibuang ke sungai 4,9%, yang dibakar 37,6% dan tidak tertangani sebesar 53,3%. Di wilayah perkotaan volume sampah diperkirakan akan meningkat 3 – 5 kali lipat dalam 20 tahun ke depan, dengan asumsi laju pertambahan penduduk diwilayah perkotaan sama seperti saat ini dan terjadi peningkatan limbah yang dihasilkan per kapita (Wibowo, 2002).
Pengelolaan sampah Kota dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota.Kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampai pada akhirnya ke tempat pembuangan akhir.Sistem pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir sampah dengan cara sanitary landfill tetapi dalam pelaksanaan tidak sepenuhnya sesuai dengan ketentuan tersebut, tetapi dilakukan dengan modified controll landfill. Hal ini dikarenakan pengurugan tanah hanya bisa dilaksanakan pada musim panas sedangkan pada musim hujan penutupan sampah dengan tanah setelah ketinggian tertentu sangat sulit dilakukan. Sumber timbulan sampah yang terdapat di Metropolitan sekitar 75% didominasi untuk sampah yang berasal dari pemukiman/rumah tangga. Selanjutnya disusul dengan sampah pasar sebesar 14% dan sampah dari kawasan industri (non B3) sebesar 4%. Sampah industri merupakan sampah yang berasal dari industri antara lainplastik, logam, polietilin, material lain turunan hidrokarbon serta bahan toksik lainnya. Upaya pengelolaan sampah dilakukan melalui kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Sampah yang berada diTPA perlu mendapat penanganan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembuangannya sehingga dapat mengganggu kebersihan dan keindahan serta dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu timbulnya bau akibat sampah yang terdekomposisi. Bau tersebut kemudian akan mengundang lalat yang dapat menyebabkan berbagai penyakit menular. Selain itu tanah dan air permukaan maupun air bawah tanah dapat terkontaminasi oleh cairan lindi (leachate) yang di dalam lindi
tersebut dimungkinkan mengandung logam berat seperti timbal dan kadmium. Jenis sampah tersebut dengan kandungan yang heterogen, meliputi sampah organik, anorganik, maupun sampah berbahaya/toksik.
Proses dekomposisi sampah dihasilkan dua fraksi besar yaitu fraksi organikdan fraksi anorganik. Fraksi anorganik ini mengandung berbagai mineral, diantaranya logam-logam berat. Logam berat timbal dan kadmium yang terdapat di dalam sampah akan terdekomposisi dan larut bersama terbentuknya lindi. Semua hasil dekomposisi ini membentuk satu kesatuan dengan tanah.viii Peranan tanah terhadap pengangkutan dan penghilangan bahan pencemar sangatlah besar. Proses pengangkutan tersebut ada bermacam - macam, diantaranya adalah dengan pengaliran, peresapan, dan pelumeran (Fardiaz,1995).
Penampungan dan degradasi sampah akan menghasilkan air lindi (leachate)yang merembes ke dalam tanah maupun mengalir ke permukaan tanah. Air lindi yang mengalir di permukaan tanah masuk ke dalam kolam penampungan. Air lindi membawa material tersuspensi dan terlarut yang merupakan hasil dari degradasi sampah.8 Komposisi air lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis sampah, dan kondisi spesifik setempat. Air lindi biasanya mengandung senyawa - senyawa organik (hidrokarbon, asam humat, fulfat, tanah dan galat) dan anorganik (natrium, kalium, magnesium, fosfat, sulfat dan senyawa logam berat) yang tinggi.Logam berat yang sering ditemukan dalam air lindi adalah arsen, besi, kadmium, kromium, merkuri, nikel, seng, tembaga dan timbal (Darmono, 2001).
Timbal dan kadmium merupakan mineral yang tergolong mikroelemen, merupakan logam berat dan berpotensi menjadi bahan toksik. Jika terakumulatif dalam tubuh, maka berpotensi menjadi bahan toksik pada makhluk hidup. Masuknya unsur Pb dan Cd ke dalam tubuh makhluk hidup dapat melalui saluran pencernaan (gastrointestinal), saluran pernafasan (inhalasi) dan penetrasi melalui kulit (topikal)(Heryanto, 2004).
Berdasarkan permasalahan di atas, hasil penelitian pendahuluan, dan hasil penelitian sebaran logam berat sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian analisis spasial pencemaran logam berat (Pb dan Cd) pada sedimen air sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

II. Pembahasan
2.1 Logam Berat
Menurut Russel (1979), logam berat dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu :
1 . Logam berat yang merupakan zat esensial dan diperlukan oleh tubuh, misalnya besi (Fe), yang merupakan zat pembentuk darah, dosis toksik untuk anjing 200 mg/kg.
2. Logam berat yang dalam jumlah sedikit tidak berakibat apa-apa pada tubuh dan diperlukan untuk aktivitas enzimatik, misalnya tembaga (Cu), dosis toksik untuk sapi 200 mg/kg .
3. Logam berat yang tidak ikut berperan dalam proses kehidupan dan walaupun sedikit, dapat menyebabkan keracunan, misalnya timah hitam (Pb) dosis toksik 50 mg/kg.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhiaktivitas keracunan setiap jenis logam berat, antara lain: bentuk senyawa dari logam berat itu, daya kelarutannya dalam cairan, ukuran partikel dan beberapa sifat kimia dan fisika lainnya . Dalam beberapa kasus, logam berat biasanya menyerang jaringan tyaraf atau menghambat aktivitas enzimatik melalui reaksi biokimia . Tetapi, lebih sering logam berat ini merusak organ-organ detoksikasi dan ekskresi, yaitu hati dan ginjal, sehingga organ-organ ini harus selalu dimonitor untuk mengetahui derajat keracunan ternak terhadap logam berat (Hammond, 1979). Beberapa logam berat penting yang dapatmenimbulkan keracunan pada ternak antara lain:
timah hitam, arsen, air raksa, cadmium dan tembaga
a. Timah hitam (Pb): Logam ini biasanya terdapat di alam sebagai suffid (PbS), karbonat(PbCO3), sulfat (PbSO4) dan kadang-kadang sebagai khromat (PbCr04). Daerah yang sering tercemar timah hitam biasanya padang rumput yang berada dekat daerah pertambangan timah hitam, atau juga yang terletak di pinggir jalan yang lalu lintasnya ramai (Clark dan Clark, 1975). Keracunan timah hitam sering terjadi pada hewan ruminansia yang merumput di daerah tercemar (Humphreys, 1980). Racun timah hitam ini biasanya mempengaruhi sistem syaraf, ginjal dan pembentuk darah, sehingga hewan akan mengalami sakit perut (kolik) yang hebat, anemia, anoreksia, kebutaan, konvulsi dan diarrhea, yang kemudian berakhir dengan kematian (Bartic dan Piskoc, 1981) .
b. Afsen (As): Senyawa arsen yang meracuni ternak biasanya berbentuk arsen trioksida (As203), natrium arsenit (Na3AsO3) atau senyawa organik berupa obat-obatan dan pestisida. Keracunan arsen yang bersifat akut menimbulkan gastro-enteritis yang hebat, sedangkan yang berbentuk kronis mengakibatkan berat badan turun, bulu rontok, luka-luka pada kulit dan menurut penemuan terbaru, dapat menimbulkan kanker (Clark dan Clark, 1975) .
c. Air raksa (Hg) : Biasanya terdapat sebagai air raksa oksida (HgO) untuk salep mata, sublimat(HgCl2) sebagai anti septika dan kalomel (Hg2Cl2).Pencemaran air raksa ini biasanya berasal dari sisa air buangan pabrik yang mencemari air sungai dan danau, berbentuk sebagai larutan methyl mercury (HgCH3), sehingga hewan ternak yang minum airtersebut akan keracunan (Clark dan Clark, 1975). Ternak yang keracunan senyawa air raksa secara akut digejalai oleh adanya gastro-enteritis dan diare, kematian akut yang didahului oleh kolik (sakit perut) yang hebat dan temperatur tubuh yang subnormal (Bartic dan Piskoc, 1981) .
d. Cadmium (Cd) : Beberapa senyawa cadmium biasa diternukan sebagai obat cacing, yaitusenyawa oksid dan antranilit untuk pengobatan askariasis pada babi (Clark dan Clark, 1975) . Cadmium juga sering digunakan sebagai bahan tambahan dalarn industri logani. Di alarn, cadmium secara normal dapat diternukan dernikian pula dalam produk hewani, walaupun dalarn jurnlah yang sangat sedikit, misalnya dalam air susu 0,005 ppm, dalam daging 0,0093 ppm. Apabila terjadi pencemaran lingkungan, maka kandungan cadmium tersebut akan naik . Keracunan cadmium secara akut mengakibatkan gastro-enteritis yang hebat dan anemia. Dalam beberapa percobaan di laboratorium, keracunan cadmium dapat pula menimbulkan nekrose pada testis, salah bentuk (malformasi) pada foetus dan hipertensi kardio-vaskular (Russel, 1979) .
e. Tembaga (Cu): Dalam tubuh makhluk hidup, logam ini merupakan zat esensial yang selalu ditemukan untuk aktivitas enzimatik (Burns, 1981). Senyawa tembaga biasanya sering digunakan dalam bidang pertanian dan kedokteran hewan. Senyawa yang paling banyak dikenali antara lain tembaga sulfat (CuS04), terdapat dalam larutan Bordeaux 1-2% . Biasanya larutan ini dipergunakan sebagai bahan pembasmi cendawan pada tanaman (fungisida) dan pembunuh siput (mokuskisida) untuk memberantas vektor penyakit cacing hati (Clark dan Clark, 1975), Menurut Bartic dan Piskoc (1981), gejala keracunan tembaga pada ternak ada tiga bentuk :
1) Keracunan senyawa /logam best
2) Akut, yaitu adanya rasa mual, muntah, sakit perut yang hebat, kejang, lumpuh,, kemudian collaps dan akhirnya mati. Sub-akut, adanya kerusakan pada hati, penimbunan cairan dalam paru-paru dan rongga perut, perdarahan pada saluran pencernaan, ikterus dan hemolisis .
3) Kronik, terjadi hemolisis yang kronis.
2.2 Pengendalian Logam Berat
     Tidak dapat dipungkiri, permasalahan pencemaran logam berat menjadi masalah utama kasus pencemaran lingkungan akhir – akhir ini. Upaya pengendalian limbah industri berupa logam berat telah dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui presipitasi kimiawi, pemisahan dengan membran (reverse osmosis), elektrodialisis, ultrafiltrasi dan pertukaran ion (AHALYA et.al., 2003).
2.2.1 Presipitasi Kimiawi
Metode presipitasi (pengendapan) merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang banyak digunakan untuk memisahkan logam berat dari limbah cair. Dalam metode ini dilakukan penambahan sejumlah zat kimia tertentu untuk mengubah senyawa yang mudah larut ke bentuk padatan yang tak larut. Tiap – tiap logam memiliki karakteristik pH optimum presipitasi sendiri, yaitu pH pada saat logam memiliki kelarutan minimum. Oleh karena itu, pada limbah yang mengandung beragam logam presipitasi dilakukan secara bertahap, yaitu dengan melakukan perubahan pH pada tiap tahapannya sehingga logam – logam tersebut dapat mengendap secara bertahap (Soemantojo et.al., 2002).
2.2.2 Reverse Osmosis
Reverse osmosis merupakan proses dimana logam berat dipisahkan oleh membran semi-permeabel dengan menggunakan perbedaan tekanan luar dan tekanan osmotik dari limbah. Kerugian metode ini adalah biayanya mahal.
2.2.3 Elektrodialisis
                             Dalam proses ini, senyawa ionik (logam berat) dipisahkan melaluui membrane ion selektif permeabel. Aplikasi potensial listrik diantara dua elektroda menyebabkan migrasi kation dan anion menuju elektroda. Kelemahan metode ini adalah pembentukan senyawa logam hidroksida yang dapat menyumbat (menutupi) membran.
2.2.4 Ultrafiltrasi
                    Ultrafiltrasi merupakan penyaringan dengan tekanan tinggi melalui membran berpori untuk menghilangkan logam berat. Kelemahan proses ini adalah membentuk sludge.
2.2.5 Pertukaran Ion
                 Ion logam dari limbah ditukar dengan ion pada resin penukar ion berdasarkan prinsip gaya elektrostatik. Kelemahan dari metode ini adalah biayanya mahal dan menimbulkan ion yang terambil sebagian. Mengacu pada berbagai kelemahan beberapa metode diatas membuat para peneliti mencari metode alternatif yang lebih efektif dan berbiaya ringan. Metode adsorbsi merupakan salah satu teknik pengolahan limbah yang diharapkan dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi logam berlebihan. Teknik ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan teknik lain karena biaya yang diperlukan relatif rendah, tingkat efisiensi tinggi dan tidak memberikan efek samping berupa zat beracun (Volesky&Naja, 2005).
2.3 Asal Limbah Kadmium
Menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan berasal dari:
1)Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.
2)Air bilasan dari elektroplating.
3)Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uap serta air  limbah dan endapan yang mengandung kadmium.
4)Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 % Cd sebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui proses korosi dalam kurun waktu 4-12 tahun.
5)Pupuk phosfat dan endapan sampah.
Penggunaan Cd yang paling utama adalah sebagai stabilizer (penyeimbang) dan pewarna pada plastik dan elektroplating (penyepuh/pelapisan logam). Selain itu digunakan pula pada penyolderan dan pencampuran logam serta industri baterai. Akumulasinya dalam air tanah antara lain diakibatkan oleh kegiatan elektroplating (pelapisan emas dan perak), pengerjaan bahan-bahan dengan menggunakan pigmen/zat warna lainnya, tekstil dan industri kimia. Kadmium dalam air berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan.
2.4 Dampak yang di timbulkan kadmium
1.    Toksisitas Cd
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah. Senyawa ini bisa mengakibatkan penyakit liver dan gangguan ginjal serta tulang. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis. Bagi tubuh manusia, Kadmium sebenarnya merupakan logam asing. Tubuh sama sekali tidak memerlukannya dalam proses metabolisme. Karenanya Kadmium sangat beracun bagi manusia dan dapat diabsorbsi tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak adanya mekanisme tubuh yang membatasinya.
2.      Senyawa yang mengandung Kadmium mengakibatkan kanker.
Dalam industri pertambangan logam Pb dan Zn, proses pemurniannya akan selalu diperoleh hasil samping Kadmium, yang terbuang ke alam lingkungan. Kadmium masuk kedalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
3.      Keracunan
Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan Kadmium adalah lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit, dan gaya berjalan pincang karena cacat tulang yang disebabkan oleh Kadmium. Rasa sakit kemudian melemahkan, dengan patah tulang yang lebih umum dibandingkan tulang yang melemah. Komplikasi lain yang tejadi adalah batuk, kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian. Penderita penyakit ini banyak terjadi pada wanita pasca menopause. keracunan pada nefron ginjal yang dikenal dengan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria atau protein yang terdapat dalam urin, juga suatu keadaan sakit dimana terdapat kandungan glukosa dalam air seni yang dapat berakibat kencing manis atau diabetes yang dikenal dengan glikosuria, dan aminoasidiuria atau kandungan asam amino dalam urine disertai dengan penurunan laju filtrasi (penyaringan) glumerolus ginjal.
4.         Cadmium (Cd) kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler
Yaitu kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan penurunan tekanan darah maupun tekanan darah yang meningkat (hipertensi). Hal tersebut terjadi karena tingginya aktifitas jaringan ginjal terhadap cadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cadmium (Cd) krosik.
5.                Cadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang
Kelainan yang umumnya diakibatkan kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal yang dikenal dengan nama osteomalasea atau penyakit Itai-iatai . Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis sehingga orang tidak dapat berdiri dengan tegak tetapi membungkuk.
2.5       SOLUSI PENANGANAN LIMBAH KADMIUM (Cd)
1. Pemisahan limbah. Pemisahan limbah yang dilakukan sedini mungkin akan mempermudah pengolahan limbah. Sisa pelarut dikumpulkan dalam wadah terpisah dan diber label yang jelas. Apabila pemisahan telah dilakukan sedini mungkin, proses pengolahan daapat didaur ulang sedangkan limbah toksit dan limbah infeksi yang memang harus mendapatkan penanganan khusus kedalam insenator untuk mencegah tersebarnya penyebab penyakit didalam masyarakat.
2. Pengolahan air limbah sebelum dibuang kedalam air dengan beberapa cara:
§ Penetralan dilakukan karena kelarutan logam Sangat dipengaruhi olehpH.
§ Flokulasi-koagulasi digunakan untuk mengendapkan presipitat yang baru saja terbentuk bersama koloid yang terdapat dalam limbah.
§ Adsorbsi terutama padakarbon aktif untuk menghilangkan padatan tersuspensi yang sangat halus
3. Pengolahanlimbahpadatsebelumdibuang/ditimbun
§ Pengurangankadar air dengan cara sedimentasi (pengendapan), filtrasi (penyaringan) atauevaporasi (penguapan).
§ Pengurangankadarbahanorganik.
§ Fiksasisebelumditimbun. Logam-logam berat dapat digunakan dalam pembuatan gelas untuk mendapatkan sifat gelas yang dikehendaki. Prosesinidisebutglasifikasi.
4. Salah satu penanganan limbah cair secara biologis baik di lingkungan perairan maupun di unit pengolahan limbah adalah melalui pemanfaatan tumbuhan air, karena tumbuhan air mampu menyerap (bioabsorpsi) logam-logam berat yang ada di dalam air limbah. Penelitian penanggulangan logam berat kadmium (Cd) dalam limbah industri minyak bumi menggunakan kiambang (Eichornia grasipes) telah dilakukan. Secara alami, kiambang mudah mengontrol perkembangannya dan adaptasinya luas di berbagai tempat terutama dalam kolam-kolam budidaya perikanan.   
2.6       SOLUSI PENANGANAN LIMBAH RAKSA (Hg)
1.      Salah satu usaha untuk detoksifikasi merkuri dapat dilakukan menggunakan mikroorgansime resisten merkuri. Bakteri resisten merkuri merupakan bakteri yang mempunyai gen resisten merkuri mer operon untuk bertahan pada lingkungan yang mengadung merkuri . Struktur mer operon berbeda untuk tiap jenis bakteri. Umumnya struktur mer operon terdiri dari gen metaloregulator (merR), gen transpor merkuri (merT, merP, merC), gen merkuri reduktase (merA) dan organomerkuri liase (merB) .Beberapa ordo bakteri resisten merkuri yang terindentifikasi diantaranya adalah Burkholderiales, Nitrosomonadales, Rhodocyclales, Altermonadales.
2.      Beberapa rekomendasi untuk mencegah terjadinya polusi merkuri di lingkungan adalah: Pestisida akil merkuri seharusya tidak di gunakan lagi. Penggunaan pestisida yang mengandung komponen merkuri lainnya di batasi untuk daerah-daerah tertentu. Semua industri yang menggunakan merkuri harus di buanga dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkuri sampai batas normal.
3.      Kemudian untuk pencemaran merkuri pada lumpur di dasar sungai atau danau dapat di tangani dengan cara: sedimen pada dasar sungai atau danau di tutupi dengan bahan-bahan yang mempunyai kemampuan absorbs tinggi atau ditutupi dengan bahan anorganik yang tidak bereaksi. Sedimen yang mengandung merkuri dihilangkan dengan cara di keruk atau di pompa